Tony Randos Napitupulu
Selasa, 13 Mei 2014
JOMBLO TV
Minggu, 11 Mei 2014
PLAYBOY
Senin, 28 April 2014
Pemilu 9 April 2014
Sabtu, 26 April 2014
Menikmati Pekerjaan
Apakah lu pernah merasakan bekerja terasa menyenangkan namun melalahkan, menghabiskan waktu dan memperoleh sedikit penghasilan? Itulah yang gue rasakan. Gue harus bekerja senin sampai sabtu. Dari pukul 9 hingga pukul 6. Gaji tidak lebih dari UMR. Tapi yang lebih menyenangkan hati adalah gue bisa bertemu anak - anak dan mengajar dengan penuh ketulusan hati. Oleh karena itu bekerja adalah mengenai hati. Ya gue adalah seorang guru. Namun ada banyak hal lain mengenai seorang guru. Guru memang harus sabar menghadapi murid. Dari murid nakal, murid malas mengerjakan tugas sampai murid melawan guru. Artinya gue harus sabar menghadapi kenyataan. Tapi semua gue lakukan dengan penuh keasyikan. Hal yang sama pernah gue lakukan waktu zaman sekolah dulu. Paling utama yang gue lakukan adalah malas mengerjakan PR.
" kalian yang tidak mengerjakan PR ... maju kedepan kelas!" Seru guru matematika smp gue.
Alhasil dari 360 hari dalam 1 tahun, 100 hari nya gue pasti dipanggil maju kedepan kelas. Apakah karena tidak mengerjakan PR ? Loe salah... gue disuruh kedepan buat menghapus papan tulis. Mari kita sama - sama katakan ceepeee deeehh...!
Kamis, 24 April 2014
Bimbingan Belajar
" Pak Napit kenapa gak mengajar di sekolah aja?"
Inilah pertanyaan yang sering muncul yang pada saat ini profesi gue adalah guru bimbingan belajar.
" Untuk saat ini saya pilih kerja di bimbel dulu". Jawab gue.
Sebenarnya itu bukan jawaban dari hati yang terdalam. Gue cuman membayangkan teman gue yang bekerja sebagai guru di sekolah hanya berpenghasilan kecil. Sebagai guru honorer. Sedangkan jadi guru bimbel paling tidak gue masih bisa membeli handphone android sejuta. Penghasilan gue memang tak seberapa ada nya. Cukup untuk makan sebulan. Masing - masing kita diatur rejeki nya dari Tuhan yang maha kuasa.
Mungkin ketika gue saat ini bekerja sebagai tenaga pengajar di sekolah maka mungkin muncul pertanyaan.
" Pak Napit kenapa mau jadi guru sekolah? penghasilan nya kan tidak mencukupi".
Kehidupan ini memang serba salah.
Gue pun mempunyai cita- cita mulia. Gue berharap ketika gue meninggalkan lembaga pendidikan bimbingan belajar ini. Gue telah mempunyai pengalaman bagaimana mengelola sebuah lembaga pendidikan. Gue ingin sekali mempunyai usaha sukses di bidang pendidikan. Mari kita sama - sama katakan Amin...
Apakah loe mengetahui apa saja job description gue selama bekerja di lembaga pendidikan bimbingan belajar ini?
Selain mengajar bahasa inggris gue juga mengajar ips tingkat 9 smp. Menurut gue itu keren banget. Gue itu multitasking. Tuntuan pekerjaan yang mengharuskan gue bekerja selama 20 jam dalam seminggu. Mengajar dua mata pelajaran itu seperti loe mengerjakan PR sambil nonton TV. Tidak bisa konsentrasi. Bukankah itu keren ?
A Teacher
Menjadi seorang pengajar itu mudah namun sulit. Banyak tuntutan yang harus diselesaikan. Tujuan utama seorang pengajar adalah bagaimana supaya peserta didik mampu menguasai pelajaran seperti yang diinginkan. Gue adalah seorang kapiten. Bukan... gue cuman bercanda. Saat ini profesi gue adalah seorang guru. Guru adalah panutan. Artinya apa yang gue lakukan pasti akan ditiru oleh murid gue. Kalo gue katakan A maka murid gue juga akan katakan A. Jika gue katakan B maka murid gue akan mengatakan B. Kalo gue katakan nyebur kolam maka murid gue bakal nyebur kolam. Itu hal sederhana yang tidak patut dicontoh.
Inti nya adalah apapun yang gue sampaikan kepada anak didik gue adalah yang layak dan mencerdaskan. Ini hal keren yang pernah gue lakukan. Tepatnya gue adalah seorang pengajar bimbingan belajar. Menurut gue, menjadi seorang pengajar bimbingan belajar berbeda dengan pengajar di sekolah. Sangat jauh berbeda tapi hampir sama. Apakah anda mengerti apa yang saya tulis ini? Gue juga kadang tak mengerti. Tulisan ini hanya memperbanyak dan mengisi kertas kosong ini. Tak perlu mengerutkan dahi ketika membaca tulisan gue ini. Bacaan ini cuman untuk menghibur.
Anak - anak memanggil gue "Pak Napit". Menurut gue ini panggilan yang sangat keren dan unik. Nama Napit sangat familiar di kampung halaman gue. Sumatera utara. Nama itu adalah marga keturunan. Orang medan pasti sudah mengetahui bahwa napit adalah singkatan dari napitupulu.
" Pak napit namanya keren".
" Pak Napit namanya unik".
" Pak Napit masih jomblo?" Inilah pertanyaan murid gue tak terduga. Padahal dia masih smp.
Satu hal yang berbeda. Gue merasakan mengajar di bimbingan belajar itu tidak boleh marah atau bentak siswa. Gue harus melayani kesulitan belajar siswa dengan penuh kesabaran. Banyak pertanyaan dari siswa harus dijawab dengan setulus hati. Sebagian kecil juga ada pertanyaan anak yang menguji pengetahuan guru bimbel nya. Kalau tidak dijawab disangka tidak kompeten.
Perpisahan
Bila ada pertemuan maka ada perpisahan. Perpisahan tidak selalu arti yang negatif. Kita berpisah karena ingin mencari yang lebih baik. Tidak selalu mempertahankan yang buruk. Contoh nya gue harus meninggalkan kampung halaman dan orang tua. Gue harus mencari pekerjaan yang lebih baik di kota besar. Sedih memang. Tapi jangan dulu menangis. Suatu saat gue akan kembali dan membangun kembali kampung halaman supaya lebih maju.
Cerita ini masih berkaitan dengan profesi gue sebagai guru bimbel. Cerita ini menarik. Menurut gue. Kalau menurut loe pasti relatif. Terpenting adalah mengisi kertas kosong ini.
Anak - anak 9 smp telah melalui 1 tahun kegiatan belajar di bimbel tempat gue berada saat ini. Di kota sejuk, kota kembang Bandung. Kegiatan perpisahan dilaksanakan. Gue sebagai akademik atau bisa dibilang penanggungjawab kegiatan belajar mengajar. Gue bertugas mempersiapkan jadwal mengajar guru. Gue menentukan dan menghubungi siapa saja guru yang mengajar setiap hari nya. Kemudian gue mengatur dan menilai hasil pembelajaran siswa - siswa. Dalam istilah keren nya try out. Rencana perpisahan mulai gue atur. Setiap siswa mewajibkan membawa kado berupa barang dan dibungkus kertas koran. Harga kisaran kado barang tersebut antara 10.000 - 15.000 rupiah. Kenapa berkisar hanya segitu? Karena gue tidak mau nantinya membebani orang tua mereka.